Picetures of The Week

Setahun Bermimpi

Setahun Bermimpi

Make a dream together - Setahun Gunung Mimpi

Setahun Bermimpi

Evon baca puisi Khalil Gibran - Setahun Gunung Mimpi

Setahun Bermimpi

Nicko Manuhua persembahkan lagu "Mama" untuk Setahun Gunung Mimpi

Setahun bermimpi

Kado Ulang Tahun untuk Anak-Anak Gunung Mimpi

Wednesday, May 25, 2011

Belajar Budaya Masyarakat Maluku

Kelvin Sahusiwa
Manusia dan budaya berada dalam hubungan yang saling mempengaruhi dan saling menentukan satu dengan yang lainnya. Budaya adalah kreasi keluhuran dan kekuatan manusia pada satu sisi sedang manusia pada sisi yang lain adalah bentukkan budayanya. 

Oleh karena itu, belajar mengenai budaya sesungguhnya adalah belajar mengenai manusia. Sabtu sore, 25 Mei 2011 kemarin kami belajar tentang akar budaya masyarakat Maluku secara khusus melalui asal-usul masyarakat Maluku Tengah. Kami belajar tentang Siwa Lima. Berikut ini materi belajarnya!
* * *
SIWA LIMA 
Masyarakat Maluku khususnya yang mendiami wilayah Maluku Tengah secara umum mengakui dan menerima bahwa leluhur mereka berasal dari Pulau Seram yang terkenal dengan nama Nusa Ina (Pulau Ibu). 

Saturday, May 21, 2011

Penulis itu Pintar : Bercerita adalah Belajar

22 Hari Bercerita #1
Dalam tulisan "Janji Pelangi: Bercerita adalah Belajar", sudah disebutkan bahwa kami menceritakan dua cerita secara bergilir. Cerita yang kedua ini berjudul "Penulis itu Pintar". Cerita ini menampilkan Tisya, seorang anak kecil berusia 8 tahun yang gemar membaca dan bercita-cita menjadi seorang penulis hebat.

Livia dan Emma berkesempatan untuk menceritakan kepada kami semua tentang Tisya dan bundanya. Setelah itu Eby dan Mega juga menceritakannya dengan gaya mereka. Kami semua menyimak. Cerita ini bagus sekali! Usai mendengar cerita kami satu persatu memberikan pendapat kami tentang pesan dari cerita ini. Hari ini mulai dari sudut kanan.

Janji Pelangi : Bercerita adalah Belajar

22 Hari Bercerita #1
Sore hari tadi kami belajar dengan bercerita. Belajar dari cerita-cerita yang ditulis oleh kakak-kakak di IDcerita. Cerita ini kami peroleh dari Buku Kumpulan Cerita "22 Hari Bercerita". Dua dari banyak cerita dalam buku ini kami ceritakan secara bergiliran dan berpasangan. Dua cerita itu adalah "Janji Pelangi" karya Kak Irene Wibowo dan "Penulis itu Pintar" karya Kak Adyta Purbaya.

Tiara dan Kelvin mendapat kesempatan pertama untuk bercerita. Mereka menceritakan "Janji Pelangi" dan kami semua menyimak. Setelah Tiara dan Kelvin, Novren dan Intan mendapat kesempatan kedua untuk kembali menceritakannya. Mereka semua cukup baik dalam bercerita, namun ada beberapa hal yang kurang dari mereka. Intonasi suara dan ekspresi mereka sering tidak sesuai dengan tuntutan cerita itu. Lalu untuk mencontohkannya, Evon menceritakan ulang cerita yang sama. Kali ini enak didengar!

Minggu Drama

drama
Minggu kemarin kami, anak-anak Gunung Mimpi, belajar tentang drama. Drama itu sesuatu (realita atau imajinasi) yang dibuat untuk dipentaskan di atas panggung oleh para lakon. Sesuatu yang ditampilkan itu tentulah pertunjukan yang serius tentang hal-hal yang dianggap penting oleh para pelakon.


Kata "drama" sendiri berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, dan sebagainya. Drama juga berarti kehidupan yang dilukiskan dengan gerak. Elizabeth Lutters menulis bahwa drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memerlihatkan secara verbal adanya dialog atau percakapan di antara tokoh-tokoh yang ada. 

Thursday, May 19, 2011

Belajar tentang Kapitan Pattimura di Pattimura Park

Angel baca puisi untuk Kapitan Pattimura
Seminggu menjelang Hari Pattimura pada tanggal 15 Mei 2011 kemarin, kami belajar tentang Perjuangan Kapitan Pattimura. Kami belajar di kawasan Pattimura Park, tempat di mana Patung Kapitan Pattimura berdiri kokoh menyandang parang dan salawaku. 

Di sana kami mendengar cerita tentang Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura) dan belajar juga tentang nilai-nilai perjuangannya yang patut diteladani. Kapitan Pattimura adalah sosok yang teguh pada pendiriannya. Ia berkali-kali dibujuk oleh penjajah untuk bergabung namun ia menolak. Kapitan Pattimura juga adalah seorang pemberani dan perkasa. Dengan peralatan yang sederhana, ia berani berperang melawan penjajah dan berhasil menguasai benteng penjajah di Pulau Saparua.

Sekarang, kami adalah Pattimura-Pattimura Muda yang hidup di zaman kemerdekaan. Kami tidak lagi berhadapan dengan penjajah seperti zaman Kapitan Pattimura dahulu. Sekarang kami berhadapan dengan 'musuh' yang lain, yaitu : Kemiskinan, Kebodohan, Korupsi, Ketidakadilan. Oleh karena itu, kami harus belajar keras untuk melawan kebodohan, bertindak adil untuk melawan kemiskinan dan korupsi. Berani menyatakan kebenaran, apa pun resikonya.

Perjuangan Kapitan Pattimura adalah perjuangan banyak orang. Hal ini bisa terjadi karena mereka saling menghargai satu dengan yang lain. Pesan bagi generasi muda di Maluku hari ini adalah untuk berjuang bersama membangun Maluku dan Indonesia, maka kita perlu saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lain, sekalipun kita berbeda agama.

Kami menulis banyak puisi dan pesan dari kegiatan belajar hari itu dan membacakannya untuk didengar bersama-sama.  Kami semua ingin menjadi Pattimura-Pattimura Muda yang cerdas, berani, teguh pada pendirian, saling menghargai, dan penuh semangat untuk terus membangun Maluku dan Indonesia!

Wednesday, May 11, 2011

BENCANA LAGI

Oleh Fally Kdise

Pada suatu ketika aku sedang membaca koran di depan rumah. Ketika sedang membaca koran dengan serius, aku terkejut mendapati suatu peristiwa yaitu bencana alam. Berita yang dimuat koran ini lalu mengingatkan aku tentang bencana yang beberapa bulang lalu menimpa kami. Tanah longsor telah menghancurkan rumah dan beruntung kami semua tidak ada yang celaka akibat kejadian itu.

Ingatanku perlahan kembali pada malam itu, saat hujan turun dengan sangat deras bagai tak terbendung. Namun, dalam rumah itu keluarga Bapak Feri Marian sedang makan malam bersama, tepat saat jarum jam menunjuk ke angka delapan. Seperti biasanya mereka makan dalam keadaan bersyukur tanpa tahu bahwa bencana sedang mengintai.
Saat malam semakin larut dan hujan pun tak kunjung berhenti, Bapak Feri dan keluarganya beranjak tidur. Mereka semua tertidur pulas karena hujan yang deras menghadirkan ketenangan tersendiri untuk istirahat.

Thursday, May 5, 2011

Sinetron Nada Cinta

http://blogwarta.com/wp-content/uploads/2011/01/Sinetron-Nada-Cinta.jpgBuat teman-teman yang suka nonton sinetron Nada Cinta, ada hal-hal yang harus teman-teman perhatikan saat menonton sinetron tersebut sebab ada hal-hal yang baik yang perlu diteladani, tetapi ada juga hal-hal buruk yang tidak perlu dicontohi. 

Hal-hal Baik dalam Sinetron Nada Cinta
  • Saling membantu satu dengan yang lain.
  • Menjadi sahabat sejati.
  • Jika ada masalah, selalu membahas bersama.
  • Jarang berkelahi
  • Selalu menghargai pendapat teman saat belajar.
  • Selalu berbahagia bersama dan susah bersama teman yang susah.
Hal-hal Buruk dalam Sinetron Nada Cinta
  • Bolos sekolah.
  • Pacaran di sekolah.
  • Selalu ingin menghancurkan persahabatan teman.
  • Suka cemburu.
  • Suka nyontek pekerjaan teman.
Sekian dan terima kasih!

Tulisan Emma Manuhutu
Siswi kelas 9 SMP Negeri 11 Ambon

Jelang Hari Pendidikan Nasional

Hari ini, 30 April 2011. Saya belajar bersama teman-teman di rumah kakak asuh kami.Seperti biasa kita semua belajar setiap hari Rabu dan Sabtu, namun kali ini topiknya tentang Ki Hajar Dewantara. Malam ini kami semua belajar tentang Bapak Pendidikan Nasional dengan semboyannya "Tut Wuri Handayani".

Hari lahir Ki Hajar Dewantara ini (2 Mei) kemudian ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional yang pada hari Senin nanti akan kami rayakan dengan melakukan berbagai kegiatan. Jadi, saya sangat senang dalam hari-hari menjelang Hari Pendidikan Nasional, karena saya akan merayakannya dengan teman-teman saya di sekolah dan di Gunung Mimpi.

Tulisan Evon Pattiserlihun
Siswi kelas 7 SMP Negeri 11 Ambon

Wednesday, May 4, 2011

UNTUK BANGSAKU

Hai ! Bangsa-bangsaku

Rajin-rajinlah belajar supaya kita dapat mencapai tujuan kita yang sesungguhnya

Seperti pahlawan kita, Ki Hajar Dewantara.


Pesan Hardiknas oleh Delisqy Tanate
Siswa SMP Negeri 11 Ambon - Kelas 9

Bertemu Kak Glenn di "Rumah Beta"

Eby sudah bisa jadi guru
Hallo, my name is Eby. Aku mau cerita sedikit nih. Cerita tentang kejadian pada hari Kamis (28 April) kemarin. Begini ceritanya!

Pada hari Kamis pukul 18.00 Wit, saya bersama Emma, Evon, Open, Delivia, Kevin, Mega, Intan dan kakak pembina kami (kak Luken) berkunjung ke "Rumah Beta" (Rumah Budaya). Tempat di mana kami semua merayakan "Hari Sairil Anwar" (Seorang Penyair). Karena Kakak Talsea tidak sempat ikut jadi kami bersembilan ini pergi aja deh.

Di sana kami bertemu dengan kak Glenn, kak Burhan, kak Irfan, kak Berry, kak Mark, "opa" Rudi, dan lainnya. Kami di situ merayakan Hari Sastra, hari di mana Sairil Anwar meninggal dunia pada tanggal 28 April. Mungkin ada kesalahan pada tulisan namanya, karena saya tidak tahu namanya yang jelas.

Di sana kami bernyanyi dan berpuisi, tentunya puisi yang dibuat oleh Sairil Anwar, sepert puisi Aku, Doa, dan Krawang-Bekasi, dan lain-lain. Ada juga puisi dalam 7 bahasa seperti dari bahasa Indonesia, Kei, Spanyol, Hawai, dan lain-lain.

Setelah habis, kami pulang. Kami diantar dengan 4 motor yaitu motornya kak Burhan, Opa, dan ada juga dua orang kakak lagi dengan motor mereka yang keren-keren. Kami pulang dan kami menceritakannya ke sahabat kami. Asal kalian tahu, kami bertemu dengan kak Glenn dan foto bersama semuanya.

Tulisan Febrianty Detubun
Siswi Kelas 8 SMP Negeri 11 Ambon 

Sunday, May 1, 2011

Ki Hajar Dewantara


Ki Hajar Dewantara
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EYD: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun[1]; selanjutnya disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Departemen Pendidikan Nasional. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah.



Lahir
Meninggal

Agama
Masa muda dan awal karier
Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More