Picetures of The Week

Setahun Bermimpi

Setahun Bermimpi

Make a dream together - Setahun Gunung Mimpi

Setahun Bermimpi

Evon baca puisi Khalil Gibran - Setahun Gunung Mimpi

Setahun Bermimpi

Nicko Manuhua persembahkan lagu "Mama" untuk Setahun Gunung Mimpi

Setahun bermimpi

Kado Ulang Tahun untuk Anak-Anak Gunung Mimpi

Sunday, September 25, 2011

BerSamPlas 16: Satu Jam Saja



Tidak banyak yang berubah sejak minggu kemarin. Seperti biasa kami akan bersih-bersih sampah plastik lagi hari ini. Sambil menanti kedatangan kakak pembina, kami bermain di lapangan dekat tempat belajar kami di Gunung Mimpi. Satu jam hampir lewat sudah sejak jam 4 sore kami menunggu. 

Akhirnya, kakak pembina pun datang. Usai berdoa, kami pun segera mulai tanpa banyak bicara sebab matahari hampir tenggelam.Tidak banyak yang kami lakukan sore ini. Satu jam bukan waktu yang lama untuk berjalan memungut sampah di lingkungan sekitar Gunung Mimpi. Tapi satu hal baik yang kami pelajari yaitu kesetiaan untuk tetap melakukan kewajiban.

Hari ini kami berhasil mengumpulkan sampah plastik sebanyak 2 kantong. Ini kami sebut banyak karena memang sudah 3 kali kami membersihkan dan ternyata masih ada lagi. Itu berarti bahwa di lingkungan sekitar kami, masih ada orang yang tahu bahaya sampah plastik dan belum sadar untuk mengolah sampah agar tidak merusak lingkungan hidup.


Mari jaga lingkungan sekitar kita dengan tidak membuang sampah sembarangan. Salam manis dari kami semua di Gunung Mimpi!

BerSamPlas15: Bersihkan Tempat Belajar Baru

Sore cerah membawa kami berkumpul di tempat belajar. Kami pun berdoa bersama dan bersepakat. Kali ini, kami akan membentuk dua kelompok masing-masing tugas. Kelompok perempuan bertugas untuk memungut sampah plastik di daerah sekitar Gunung Mimpi, sedangkan kelompok laki-laki bertugas untuk membersihkan tempat belajar yang baru dan membuat selokan agar tidak terjadi genangan air di sekitar tempat belajar.

Kami mulai bekerja dalam kelompok masing-masing. Kawan-kawan perempuan berjalan memungut sampah di lingkungan sekitar. Ada juga kawan-kawan perempuan yang masuk ke dalam rumah keluarga-keluarga di sekitar tempat tinggal dan mengambil sampah yang sudah dikumpulkan untuk nanti kami buang ke tempat pembuangan sampah.

Kelompok laki-laki tidak kalah rajinnya. Ada yang mengali selokan dengan cangkul, ada yang mengangkut tanah galian dengan gerobak, semuanya bekerja dengan semangat dan keceriaan. Kawan-kawan yang laki-laki membuat selokan agar air yang mengalir sewaktu hujan tidak tergenang dan menjadi tempat nyamuk berkembang-biak.

Waktu berlalu dengan cepat seiring pekerjaan yang mulai selesai. Kami lalu beristirahat menikmati roti dan air putih yang sudah kami sediakan. Beberapa kawan-kawan bermain dan  yang lainnya bersendagurau. Lalu kami pun berdoa untuk mengakhiri kegiatan hari itu. Sekian dulu ya! 

Salam manis dari kami semua di Gunung Mimpi!

Wednesday, September 14, 2011

Pergi Untuk Kembali

Kemarin sore kami datang untuk belajar. Seperti biasanya kami membawa perlengkapan belajar lengkap. Buku tulis, pena, pensil, penghapus, buku pelajaran, dan sudah siap dengan tugas-tugas yang akan dikerjakan. Tetapi kami kaget karena hari ini kami harus beribadah. Kami lebih terkejut lagi karena ibadah ini adalah ibadah perpisahan dengan salah satu kakak pembina kami yang akan pergi melayani jemaat di Negeri Nolloth.

Alhasil, kami memutuskan untuk segera mempersiapkan sesuatu yang akan dipersembahkan untuk kakak kami, Kak Talsea Tamaela. Beberapa kawan kami tidak mengikuti ibadah karena harus mempersiapkan persembahan untuk kakak kami.

Saat ibadah yang diadakan di tempat belajar selesai dilakukan, maka kami pun bersiap-siap mempersembahkan lagu, pesan, dan pantun kepada Kak Talsea. Kami menyanyikan lagu “Pergi Untuk Kembali” sambil Evon menyampaikan pesan. Tanpa sadar kami menangis, semua menangis untuk waktu yang cukup lama.

Setelah itu ada pantun-pantun yang membuat kami tersenyum ceria. Novren, Jefry, Aksel, Edo, Mega, Evon, dan kawan-kawan membawa keceriaan dalam pantunnya. Kami pun mendengar pesan dari Kak Talsea. Kak Talsea bilang: “Tanggal 14 September tahun depan Kakak Ta sudah kembali. Satu tahun itu tidak lama. Kakak Ta yakin adik-adik semua akan terus bertambah besar, bertambah giat belajar, dan bertambah cantik dan keren. Tetap jadi orang-orang yang mencintai alam dan sesama supaya dunia ini damai”.

Setelah mendengar pesan dari Kakak Ta, kawan-kawan masih terus berbalas pantun dan semakin ceria. Kami pun mengucapkan selamat kepada Kakak Ta, kami semua memeluknya dan berdoa semoga Kakak Ta baik-baik saja dan kembali bertemu dengan kami di Gunung Mimpi.

Berikut salah satu pantun perpisahan yang Jefry sampaikan:

Kabaena gunung yang tinggi
Ombak di laut sama ratanya
Sungguh enak orang yang pergi
Kami yang tinggal apa rasanya

Seterusnya, foto bersama dooong! 

Demikian cerita sore kemarin. Salam manis dari kami semua di Gunung Mimpi.

Sunday, September 11, 2011

BerSamPlas 14: Di Gunung Mimpi

Sejak siang tadi suasana di beberapa titik di Kota Ambon dipenuhi massa. Ini jadi perhatian banyak orang termasuk kami di Gunung Mimpi. Tapi, kondisi itu tidak membatasi kami untuk tetap menunaikan tugas kami kepada bumi. Kami tetap BerSamPlas!

Sebelum mulai memungut sampah plastik, kami bersepakat untuk hari ini tidak turun ke jalan sebagaimana biasanya. Kami hanya akan bersih-bersih lingkungan di sekitar tempat tinggal kami di Gunung Mimpi karena tidak ingin membuat orang tua kami kuatir karena kondisi yang sementara terjadi di beberapa tempat di Kota Ambon. Kami pun berdoa bersama untuk kegiatan BerSamPlas kali ini. Tentu kami juga mendoakan kondisi Kota Ambon yang ricuh sejak siang tadi.

Usai berdoa, kami pun mulai berjalan dan memungut sampah plastik di sekitar rumah-rumah kami. Mulai dari rumah kawan kami Edo sampai rumah Evon dan Intan. Alhasil, sampah plastik yang terkumpul ada 7 kantong dan 2 karung.

Setelah itu kami pun beristirahat dan bermain bersama di tanah lapang yang semula dipersiapkan untuk membangun rumah. Kami bermain hingga pukul 05.30 sore tadi. Ada yang bermain “Asen”, ada juga yang bermain “Enggo Lari”.

Ada pesan dari kami untuk semua warga kota Ambon, “Jangan mudah terpengaruh kata orang, apa pun keadaannya kita semua tetap harus saling menyayangi.” Demikian cerita tentang BerSamPlas 14 sore tadi. Mari jaga Ambon supaya lebih manis lagi! Salam manis dari kami semua di Gunung Mimpi.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More